Rabu, 23 Januari 2013

ES KRIM DAN KAMU ^_^ # 2

Setelah melakukan pengobatan selama beberapa bulan, akhirnya kami kembali ke Bandung. Kakakku sudah mengurus cuti kuliahku, sementara mama selalu ada dan mengawasiku setiap saat. Ini adalah hari ketiga setelah aku kembali dari Singapore. Kejenuhan memang sudah menghantuiku, aku benar-benar putus asa. Keseharianku hanya diam, diam dan diam. Beberapa temanku sudah mulai menjengukku, mereka bilang, mereka sangat merindukan aku. Sahabatku Alia, Isma, Jihan dan Wuri selalu memberiku semangat. Mereka menyempatkan diri datang ke rumah untuk menemaniku, mereka bercerita dan berusaha menghiburku. Walaupun tak sepatah katapun keluar dari bibirku. Hanya air mata yang dapat melukiskan perasaanku saat ini. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Semua ini telah merenggut kebahagiaanku. Kebahagiaanku sudah hilang, semua hilang dan hanya menyisakan kenangan. Rifky, sampai saat ini kau tak pernah datang di mimpiku. Kau tau? Aku sangat merindukanmu..

"Thira, ada telepon untukmu sayang." Aku mengangguk, dan mama memberikan handphone itu padaku.
"Halo, Thira ini saya Malik dari Stylove Agency. Management bilang, kontrak kerja kamu dengan pihak Amirel Parfume sudah selesai dan tidak akan diperpanjang, selain itu beberapa job kamu sudah kami pindah alihkan dikarenakan dengan keadaan kamu yang belum sehat benar. Thira, kami turut berduka cita, tabah ya. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik untuk kamu. Maafkan kami Thira, kami tidak bermak...."
Aku mematikan handphonenya dan memberikannya kembali pada mama. Mama memelukku erat dan mama menangis. "Thira sayang, jangan pernah putus asa ya. Mama yakin, kamu pasti bisa."

Keesokan harinya, kak Adam mengajakku jalan-jalan ke taman komplek dekat rumah. Kak Adam mendorong kursi roda dan banyak menceritakan keadaan sekitar. Aku mendengar riuhnya anak-anak yang bermain, sepertinya mereka berlari kesana kemari. Kudengar tawa, canda dan semuanya memang sangat indah, tapi sayang aku sama sekali tak bisa melihatnya. Kak Adam menghentikan langkahnya, "Thira ini kolam ikan, biasanya kamu senang main ikan disini. Kamu mau disini?" Akupun mengangguk.
"Astagfirullah, Thira, dompet kakak ketinggalan, kamu gak apa-apa kakak tinggal sebentar?" Kembali aku jawab dengan anggukkan kepala. Kak Adampun bergegas pergi dan aku mulai menikmati suasana taman seorang diri di dekat kolam ikan, duduk di kursi roda dan tidak bisa melihat apapun. 

"Thirafi?", kudengar seseorang memanggilku dan suaranya terasa asing bagiku.
Aku mengernyitkan dahi dan rasanya kali ini aku ingin bicara. Tapi tetap aku tahan dan aku masih tak berkata-kata.
"Thira, perkenalkan saya Lian. Saya satu kampus dengan kamu, tapi kita beda jurusan. Saya mahasiswa fakultas kedokteran."
Aku merasa lelaki ini lelaki yang baik, aku juga tidak merasa risih dengan kehadirannya, bahkan untuk pertama kalinya setelah kecelakaan itu terjadi, aku baru berbicara lagi. "Ya, salam kenal. Saya Thirafi."
"Hehehe, iya saya sudah mengenal kamu sejak lama. Siapa sih yang tidak mengenal kamu?"
"Ah biasa aja."
"Thira disini sendiri?"
"Enggak, tadi sama kak Adam. Tapi dia lagi ambil dulu dompet di rumah. Sebentar lagi juga dia balik kok."
"Thira.."
"Ya?"
"Thira mau es krim?"
"Boleh kalau tidak merepotkan.", Thira tersenyum. Tersenyum untuk pertama kalinya.
"Ini, es krim coklat vanila kesukaan kamu."
"Loh, kok kamu tau?"
"Iya aku kan Thirafriends." (nama fansnya Thira)
"Hehe, aku jadi malu. Makasih ya buat es krimnya."
"Iya Thira sama-sama."

Suasana sore itu terasa hangat, dan aku mulai merasakan sedikit energi untuk bisa kembali menikmati hidup. Lian yang baru aku kenal, sungguh membuat aku merasa sangat nyaman. Aku yakin dia orang yang baik dan menyenangkan. Alhamdulillah ya Allah untuk pertama kalinya lagi aku tersenyum dan berbicara. Semoga ini adalah awal yang baik untukku.. aamiin..

"Thira tadi sore ngobrol sama siapa?" tanya kak Adam.
"Dia temen Thira kak, namanya Lian."
"Oh ya? Mama kok baru tau kamu punya temen yang namanya Lian?"
"Iya ma, Thira juga baru kenal tadi sama Lian, ternyata kita satu kampus loh ma, tapi dia anak kedokteran."
"Dia pasti kenal sama adiknya kakak yang cantik ya?", goda kak Adam.
"Ah kak Adam bisa aja, dia sih bilangnya kalo dia Thirafriends hehehe."
"Ciyee, anak mama fansnya nambah lagi."
Suasana makan malam kami menjadi berwarna, aku tak lagi murung atau menangis, aku mulai bisa bercanda dan kembali membuka percakapan. Sungguh menyenangkan, aku bisa merasakan duniaku mulai kembali hangat dan berwarna. Lian, aku yakin kamu bukan sekedar Thirafriends yang dengan iseng tiba-tiba muncul di taman, kamu juga pasti gak sok tau ngasih es krim kesukaan aku. Terima kasih untuk awal yang baik di pertengahan Januari 2013 ini.



-aulianuranisa-

ES KRIM DAN KAMU ^_^ # 1

Matahari masih bersinar dengan teriknya. Aku terdiam dan hanya bisa merasakan hembusan angin. "Thira mau makan sekarang nak?" tanya mama padaku. "Thira kalau mau makan atau butuh apa-apa, panggil mama saja ya. Thira gak usah khawatir nanti mama pasti turuti apa yang Thira mau." Aku masih terdiam dan tak mengiyakan penawaran dari mama. "Thira?" Aku masih tidak bisa berkata-kata. Kudengar langkah kaki mama menjauh dariku, sepertinya ia kembali ke dalam rumah. Air mata ini mengalir dengan sendirinya, aku sungguh merasa tak berguna, sangat tidak berguna. Batinku berontak dengan keadaan yang terjadi padaku saat ini. Kecantikan parasku seolah memudar dengan hilangnya indera penglihatan yang sebelumnya aku miliki. Ya, saat ini aku tidak bisa melihat. Aku si gadis cantik yang dikenal banyak orang, aku si gadis cantik yang banyak disukai lelaki, aku si gadis cantik yang memiliki kesempurnaan fisik dan akulah si gadis cantik yang malang dan menyedihkan, Thirafi Alika Fadillah.

Semua ini berawal ketika aku akan menemani kekasihku, Rifky untuk latihan di arena balapan. Ya, Rifky adalah seorang pembalap. Saat itu kami sudah menjalin hubungan selama empat bulan, dan jujur aku sangat menyayanginya. Dia laki-laki yang baik, sopan, bertanggung jawab dan pastinya dia tampan. Aku sempat melihat profilnya di salah satu majalah remaja saat aku kelas 11 SMA. Dia sangat mempesona, aku bahkan tak pernah menyangka bahwa saat ini akulah kekasihnya. Ini semua seperti mimpi, awalnya kami bertemu di suatu lokasi pemotretan di kawasan Lembang, Jawa Barat. Aku mengenalnya tapi dia tidak mengenalku, singkat cerita aku dengan mengumpulkan segala keberanianku mencoba untuk meminta tanda tangannya di buku kecil yang sudah aku sediakan. Dia sangat ramah dan sangat baik, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Hingga akhirnya kami melakukan pendekatan dan kamipun meresmikan hubungan kami. Tapi kisah kami tidak berjalan mulus, kami harus berpacaran jarak jauh. Rifky di Jakarta sedangkan aku di Bandung. Namun, aku percaya penuh pada Rifky begitupun sebaliknya. Kisah kami sempat menjadi trending topic di twitter bahkan followers kami sama-sama mendukung hubungan kami. Hal terindah dalam hidupku adalah aku pernah memilikinya. Ya, aku pernah memilikinya walau hanya sebentar, sebelum akhirnya dia pergi dan meninggalkan aku selamanya. Selamanya..

Jakarta, 15 Juli 2012 adalah musibah bagiku, aku tak menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhir kebersamaan kami sesaat setelah kami merayakan hari jadi kami yang keempat bulan. Hari itu, aku menemui Rifky di arena balap, kami memang sengaja untuk bertemu disana. Dia meminta maaf karena tak bisa menjemputku. Aku sangat mengerti, dia sedang berlatih untuk salah satu perlombaan yang akan ia ikuti beberapa hari mendatang. Aku memberinya semangat di kejauhan, aku berteriak dan terus memberikan dukungan padanya. Kemudian setelah istirahat, dia memintaku untuk menemaninya, "Sayang, mau coba jadi pembalap?" Aku takut karena aku memang belum pernah mencobanya, "Tapi aku takut sayang." Dia menggenggam erat tanganku, "Percayalah, aku akan membuatmu aman, temani aku untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Aku janji, hanya kali ini saja kamu menemaniku." Akupun menyanggupi permintaannya. Sungguh itu adalah hal yang sangat mendebarkan dalam hidupku. Firasatku sungguh tidak enak, aku ingin melarangnya tapi aku tak bisa, tidak bisa....

"Selamat bulan keempat Thirafiku sayang. Terima kasih sudah menjadi belahan jiwaku, terima kasih sudah menjadi penyemangat untukku, terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayangmu padaku, terima kasih telah kau jadikan aku lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Thira, I LOVE YOU SO MUCH." kata-kata itu Rifky ucapkan saat di dalam mobil, ia memasangkan sabuk pengamanku dan ia memastikan aku sudah aman. Ia mengecup keningku dan ia memakaikan aku sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati. Saat itu senyumnya sangat indah, aku merasakan kedamaian saat ada di dekatnya. Aku benar-benar merasa ia sangat sempurna. "Terima kasih juga sudah memberikan aku cinta, maaf jika aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik yang bisa membahagiakanmu." ujarku dengan haru. "Apapun yang terjadi, berusahalah, aku tau kamu pasti bisa. Thira, aku bahagia. Aku bahagia bersamamu." Rifky mulai berkonsentrasi dengan mobilnya. Aku berdoa dan memejamkan mata, aku sempat melihat wajahnya tampak bersinar, ia lebih tampan dari biasanya. "Rifky, aku menyayangimu." Perlahan mobil mulai hidup, detak jantungku mulai cepat dan semakin cepat. Diputaran pertama Rifky masih bisa mengendalikan mobil dengan sangat baik, tak lama kemudian "Thira, pegang yang erat, tutup matamu. Maafkan aku, aku minta maaf, Thira aku sayang kamu. Thira maafkan aku." Belum sempat aku membalas pernyataannya, kecelakaan itu terjadi. Aku tidak mengerti kenapa itu terjadi, mobil Rifky kehilangan kendali hingga akhirnya menabrak pembatas dan akhirnya terjungkal hingga terbakar. Aku berteriak dan aku tak sadarkan diri.

Setelah kecelakaan itu terjadi, aku mengalami koma selama 2 hari dan keadaanku sedikit lebih baik dibandingkan Rifky. Nyawa Rifky tidak terselamatkan saat di perjalanan menuju rumah sakit. Itu semua adalah awal dari penderitaanku. Awal yang buruk untukku, sungguh ini adalah musibah paling berat bagiku. Aku kehilangan penglihatanku, wajahku nyaris rusak dan berbekas luka bakar. Belum lagi proses pemulihan yang cukup lama untukku. Hingga akhirnya keluargaku melarikan aku ke Singapore untuk menjalani proses pengobatan lanjutan. Wajah dan tubuhku mulai membaik dan keadaanku mulai stabil. Namun, mata ini tak lagi bisa seperti dulu, aku tak bisa melihat apapun. Hanya ada bayang gelap, tak ada warna indah yang bisa aku lihat. Oh Tuhan, inikah awal dari masa depanku?



-aulianuranisa-

Kamis, 17 Januari 2013

Nostalgia Anak Sekolah Dasar



Foto itu salah satu foto yang diambil pas acara perpisahan sekolah di SDN Gentra Masekdas 1 angkatan tahun 2004 - 2005. Kangen banget deh liat aku pake seragam merah putih, pake sepatu semata kaki, kaos kaki semata kaki, tas gendong, khas anak SD lah ya ^_^

Sekarang udah taun 2013, hehehe udah 7,5 tahun itu fotonya.. aku dulu paling kecil di kelas, paling bontot alias gak tinggi :( temen-temen suka pada ngeledekin gara-gara pipi aku chubby, belum lagi postur tubuh pendek, alhasil banyak sapaan aneh dari temen-temen, mulai dari baso, bapao, boncel, aduh masih banyak deh.. dasar bocah ya doyan amat ngeledek temen sendiri -___-"

Bener-bener masa yang nyaman buat nikmatin hidup itu ya pas masih anak-anak. Dulu aku mikir pengen cepet-cepet jadi orang dewasa, biar ga dianggap anak kecil lagi. Eh begitu udah dewasa aku sadar, semakin dewasa usia kita, malah semakin banyak hal yang harus bisa dipelajari untuk bahan pembelajaran kedepannya. 

Jujur deh, kangen banget pas jadi anak SD hehe, suka jajan ngegerombol bareng temen-temen, nongkrong so iye di kantin, pas jadi kakak kelas berasa paling keren (aduuuh), belum lagi pas lagi jamannya cinta-cintaan wkwk rempong sih kalo inget pacaran anak SD jaman dulu. Dulu sih masih musim ya main surat-suratan, teleponan di wartel atau muter-muter cari telepon koin (biar murah), yang punya HP masih bisa diitung pake jari, itupun HP yang super amazing, tebelnya minta ampun, layarnya monokrom hehehe belum lagi gamesnya ular, kartu yang kaya gitu deh ehehehe. Kalo dipikir-pikir mah beda jauh ya ama bocah SD jaman sekarang, udah pada ngerti Blackberry, Facebook, yang kaya begitu deh. Ettt dah, jaman itu emang bener-bener cakep dan semakin unpredictable ya ._.

Yang aku kangenin itu guru-gurunya, temen-temen, semua penghuni sekolah, ruangan kelas, kantin, lapangan aaaah pokonya semua mua mua muaaanya bikin kangen ga nahan. Jadi kangen main sepak bola pake bola kasti deh hehehe, main lompat tali, ucing sumput (petak umpet), polisi-polisian, buaya-buayaan, dan yang paling amazing itu kontes nyanyi (dulu lagi jamannya AFI) ahahaha gokilnya parah. 

Oke kayanya curcolnya segini aja dulu deh hehehe.. Missing you all my friends :) Thank's you've been something which colored my childhood ^_^ Hope we can meet in other time, get success all :D