Kamis, 29 Maret 2012

Alenadia "part 3"

Suasana yang kacau dan tak menentu membuat Ale kebingungan. Ia hanya terdiam diantara kerumunan orang-orang di TKP. "Aku gentayangan? Hah? Mungkin ini cuma mimpi, mana mungkin hal semacam itu terjadi?" tanya Ale pada dirinya sendiri. Ia masih berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia masih hidup dan tidak menjadi roh yang bergentayangan seperti saat ini. Namun hal-hal kecil yang Ale lakukan sama sekali tidak membuatnya merasa hidup, ia seolah berjalan dengan melayang, begitu ringan dirinya, ia tak mampu memegang benda apapun bahkan ia tidak bisa melihat bayangannya sendiri. "Begitu menyedihkannya aku? Kenapa aku harus menjadi seperti ini? Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa yang saat ini aku tunggu?" Ale menangis  sebisanya, namun tak ada satupun orang disekitarnya yang bisa mendengar suaranya.

Ale mendengar jelas apa yang dikatakan oleh polisi dan teman-temannya. "Aku tak mengingat apa-apa. Aku hanya ingat saat aku dan Risya pergi jalan-jalan berdua. Risya menemaniku menunggu Ilyas datang jam 8 malam. Risya bersamaku sejak siang, aku menjemputnya di rumahnya. Aku membawa motor dan aku pergi berdua dengan Risya, hanya dengan Risya..."

"Iya, waktu itu Risya cuma ninggalin Ale ke toilet aja, Ale ikut masuk ke toilet, dia cuma cuci tangan aja. Tapi pas Risya keluar, Ale...... udah gak a...da.." Risya kembali menitikkan air matanya, ia berusaha menceritakan kronologi hilangnya Ale.
"Lalu apa yang saudari Risya lakukan setelah Ale menghilang?"
"Saya langsung telepon Ilyas dan Jerry, saya saat itu panik dan bingung harus gimana, jadi saya keliling mall buat cari Ale, saya tanya orang-orang di sekitar mall, tapi mereka gak tau Ale dimana."
"Begini pak, saat Risya menghubungi saya, saya sedang ada di kantor. Saya memang ada janji dengan Ale untuk pergi berdua saat malam pergantian tahun, saya sudah memberitahu Ale bahwa saya akan datang jam 8 malam, saya ada jam lembur di kantor." tambah Ilyas.
"Kapan saudara Ilyas datang ke mall ini?"
"Saya keluar dari kantor jam 7 malam pak, saat Risya menghubungi saya, saya sendiri bingung, mana mungkin Ale hilang, tapi saya coba menghubungi Ale dan handphonenya tidak aktif. Saya memang tidak ada libur kerja saat kemarin, jadi saya tidak bisa menemui Ale cepat-cepat. Saya harus mengikuti aturan di kantor, pak."
"Bagaimana dengan anda saudara Jerry?"
"Saat Risya menghubungi saya, saya langsung kemari dan langsung bertemu dengan Risya di lantai 2 mall ini. Risya sudah sangat ketakutan, sehingga kami langsung menghubungi pihak informasi pada pukul 17.58."
"Berapa lama jarak anda dari tempat sebelumnya ke mall ini saudara Jerry?"
"Hanya sekitar 10 menit, saya sedang ada di bengkel di pertigaan jalan ini."
"Saudari Risya menghubungi anda dan saudara Ilyas pada pukul 17.21, sekitar 13 menit setelah Alena menghilang dan saudara Jerry tiba disini pukul 17.31 sementara saudara Ilyas tiba sekitar pukul 20.04 dan kalian bertiga menghubungi keluarga korban saat pukul 22.16, benar begitu?"
Ilyas, Jerry dan Risya mengangguk bersamaan.
"Mengapa kalian menghubungi keluarga korban pukul 22.16 dan menghubungi kantor polisi pada pukul 22.21?"
"Kami pikir, kami bisa menemukan Ale tanpa harus membuat semua orang cemas terlebih dahulu. Namun  kami menerima informasi dari seorang office boy bahwa orang dengan ciri-ciri mirip seperti Ale ada di parkiran motor, dan setelah kami melihat ke parkiran ini, di dekat motor Ale ada bercak darah. Kami berusaha mencari Ale dan akhirnya kami putuskan untuk menghubungi keluarga Ale." jawab Ilyas.
"Pukul berapa keluarga Ale tiba disini?"
"Pak Maulana dan Ibu Arini tiba disini sekitar pukul 00.27 jalanan sangat macet. Sementara itu, Yuna dan Maudy kakak Ale menyusul pada pukul 01.08 dan Syarief kakak ipar Ale datang kesini bersama Rudi dan teman-teman yang lain."

Polisi yang bernama Kompol Adiardja itu menghentikan sejenak investigasi dan menerima telepon dari rekannya yang berada di rumah sakit, "Jadi, ada luka cakar di bahu sebelah kanan korban? Dan korban diduga mengkonsumsi pil penenang secara berlebihan? Dengan kata lain korban meninggal karena overdosis? Lalu bagaimana dengan luka yang nyaris menghancurkan sebagian wajahnya?"

Rabu, 28 Maret 2012

Alenadia "part 2"

"Aku masih tak mengerti dengan semua ini, aku ingin kembali bisa merangkul dan memeluk mereka semua. Apa yang membuatku menjadi begini? Kenapa aku harus kehilangan mereka semua? Dan kini aku terdampar di dunia yang tidak nyata bagiku. Aku tak bisa kembali ke dalam ragaku.....", Ale mengeluh dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, ia ingin bisa terbebas dari keadaan yang membelenggunya saat ini. Ia ada antara hidup dan mati, ia benar-benar merasa sangat marah dan kesal. 

Melihat Ibunya yang terus memangku jasadnya, rasanya Ale ingin memeluk dan mengecup keningnya. Ia sangat merindukan saat-saat terindah bersama Ibunya. "Bu, ayo kita bawa Ale pulang," ajak kak Yuna pada Ibu. Tak ada kata lain yang terucap dari mulutnya, Ibu hanya memanggil putrinya. "Ale.... Anak Ibu... Bangun sayang..."

Ilyas yang sudah berulang kali menelepon pihak berwajib tersulut emosi ketika polisi belum juga datang ke TKP, "Pak, saya sudah telepon bapak satu jam yang lalu. Kenapa belum ada petugas yang datang kemari, Pak?", "Iya dik, mohon maaf, jalanan sangat penuh sesak, kami sudah berusaha untuk tiba di lokasi secepat mungkin. Saat ini kami sedang berjalan kaki menuju TKP." jawab petugas. "Saya minta secepatnya, tim medis 10 menit lagi akan tiba disini!", balas Ilyas yang langsung mematikan telepon genggamnya. 

"Yas, kok bisa kaya gini? Aku kaget banget waktu Risya bilang kalo Ale hilang." tanya Savita, sahabat Ale.
"Coba kamu tanya Jerry, dia bisa kasih penjelasan." Ilyaspun meninggalkan kerumunan teman-teman dan kembali ke sisi Ibunda Ale. Jerry hanya memberikan anggukan kecil dan memberikan tanda nanti saja ceritanya. Teman-teman yang lain hanya bisa memberikan doa untuk Ale. Mereka semua terkejut dan masih tak percaya. Ale adalah sosok orang yang sangat jahil, dia bisa membuat orang-orang disekitarnya tertawa tanpa henti karena tingkahnya yang kocak dan konyol. Kata-kata terakhir Ale pada teman-temannya saat berkumpul kemarin sore hanyalah "Kalian akan merindukan aku, aku akan merindukan kalian, dimanapun kalian berada, kalian adalah semangatku." Risya terus menangis dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, ia masih belum bisa berkata-kata. Kemarin, Risya adalah orang yang berada disisi Ale sampai Ale dinyatakan hilang. Risya merasa bersalah karena tidak bisa menemani Ale sesuai dengan permintaanya. Ale berpesan untuk ditemani Risya sampai Ilyas datang untuk menjemputnya, namun karena Risya mendadak sakit perut, ia harus meninggalkan Risya untuk waktu yang tidak lama. Dan saat ini, Ale yang meninggalkan Risya untuk selama-lamanya. "Aku cuma ke toilet sebentar, perut aku sakit banget, dan Ale bilang mau tunggu aku di depan pintu toilet. Tapi pas aku keluar dari toilet, Ale udah ga ada." ujar Risya dengan menangis tersedu-sedu, kata-kata yang diucapkannya nyaris tak terdengar jelas. Savita, Jerry, Rudi, Lani, Mega dan Hafid berusaha menenangkan Risya dan memberikan penjelasan bahwa Risya tidak bersalah. Namun, Risya masih menganggap ini semua adalah salahnya. Dia tidak bisa menemani Ale. Risya terpukul dan sangat tertekan. 


Tim medispun datang dan segera membawa Ale ke rumah sakit. Tangis Ibunda Ale semakin menjadi saat dirinya dipisahkan dengan Ale. Suasana benar-benar sangat mengharukan.


Semua orang disekitar TKP mulai diamankan, karena polisi sudah datang dan meminta saksi untuk memberikan penjelasan. Risyalah yang menjadi saksi pertama untuk kasus ini. Tentu saja Jerry kekasihnya, menemani Risya untuk memberikan keterangan. 


Keluarga Ale dan Ilyas turut bergegas ke rumah sakit dan dua orang polisi mengawal perjalanan ke rumah sakit. 


Sementara teman-teman yang lain tetap berada di TKP sesuai dengan permintaan polisi. Tampak beberapa awak media yang mulai memadati tempat ini, mereka mengambil gambar disekitar TKP dan meminta keterangan dari polisi, satpam dan Jerry cs. 

Alenadia "part 1"

Malam sudah larut, namun jalanan sangat ramai dan penuh sesak. Seusai pesta kembang api yang menyambut pergantian tahun, aku masih nampak kebingungan. Tahun 2012 baru saja dimulai, tak lupa kupanjatkan segenap do'a kepada Sang Maha Kuasa agar kehidupanku di tahun ini bisa lebih baik.

Kulihat semua orang pergi bersama keluarga, teman maupun kerabatnya. Tapi, tidak denganku. Aku hanya seorang diri menantikan kehadiran pria yang sangat spesial untukku, namun dia tidak datang, hingga aku harus melewati malam pergantian tahun seorang diri, disini, tanpa ada keluarga, teman, kerabat ataupun kekasih. Aku menyusuri jalan dengan penuh kekecewaan. Marah, sedih, kesal semua menjadi satu.

Kulihat layar handphone-ku, berharap ada kata maaf yang bisa membuatku merasa sedikit lebih baik. Namun keadaan sangat tidak mendukung, handphone-ku mati. Tapi aku heran, mengapa layarnya retak dan casing-nya pun penuh dengan goresan. Seingatku handphone ini tidak terjatuh. Kepalaku terasa berat dan rasanya badan ini remuk, berjalanpun seolah tak sanggup. Aku merasa ada sesuatu yang aneh terjadi padaku. Kupikir ini hanya perasaanku saja yang terbawa emosi. Akupun tidak menghiraukannya, "Aku harus segera pulang, keluargaku pasti sudah menunggu." pikirku.

Aku bergegas menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motorku. Saat di basement A2 Aku melihat seorang gadis kecil yang sedari tadi menatapku. Aku tersenyum padanya, namun tak ku sangka, gadis kecil itu menangis. Ia memeluk erat ibunya dan menangis dengan histeris. "Kenapa dia?" tanyaku dalam hati.

"Mamaaaa, ta...kut.." gadis itu bersembunyi di balik ibunya dan membelakangiku.
Ibunya nampak heran, "Cici kenapa? Cici takut apa sayang?"
Akupun mengahampiri mereka, namun ketika gadis kecil itu melihat ke arahku, tangisnya semakin menjadi. Ibunya benar-benar terlihat bingung karena putrinya nampak begitu ketakutan. 
Seorang satpam menghampiri mereka, "Anaknya kenapa menangis, bu?"
"Saya juga tidak tahu, pak. Tapi setiap kali dia melihat ke arah sana dia terlihat begitu ketakutan."
"Ke arah sini?" tanya satpam itu menunjuk ke tempat aku berdiri.
Ibu itu pun mengangguk dan menggendong anaknya dengan erat.
Saat aku berniat untuk mendekati mereka. Tiba-tiba aku melihat Syarif, kakak iparku. Dia terlihat terburu-buru dan berlari ke tempat parkiran motor. Tak lama kemudian teman-temanku menyusul dibelakang kak Syarif. Mereka berlari dan menangis. Aku tidak mengerti, pesta tahun baru macam apa ini? Kenapa mereka menangis? Aku segera berlari menyusul mereka, berharap tahu apa yang sedang terjadi.

Kebingunganku semakin memuncak ketika aku melihat ayah, ibu, kakak, dan bahkan kekasihku Ilyas juga ada disana. Mereka menangis dan aku berusaha memanggil mereka dari kejauhan, tapi mereka tidak mendengarku. Mereka mengabaikanku. Akupun mendekati ibu yang terlihat sedang memangku seseorang. "Ya Tuhan, apa yang terjadi?". Kulihat tubuhku berlumuran darah, wajahku nyaris hancur dan rusak parah. Aku mencoba menepuk bahu ibu, namun jari ini tidak bisa menyentuhnya. Aku memanggil mereka semua, tapi tak ada yang bisa mendengarku. "Mimpi apa ini Tuhan? Ini sangat mengerikan! Aku ingin segera terbangun dari mimpi buruk ini!", ucapku dengan suara lantang.

Kamis, 15 Maret 2012

BERPISAHNYA ROH DARI JASAD

             Dalam sebuah hadist, Aisyah r.a berkata, "Aku sedang duduk bersila di dalam rumah, tiba-tiba Rasulullah SAW datang dan masuk sambil memberi salam kepadaku. Aku segera bangun karena menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu baginda masuk ke dalam rumah.” Nabi SAW bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Maka Rasulullah SAW duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu baginda berbaring dan tertidur. 

             Maka aku hilangkan uban pada janggutnya, dan aku dapat 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatiku dan aku berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka aku menangis dan air mataku jatuh menitis pada wajah baginda. Baginda terbangun dari tidurnya seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Aku tidak mungkin menceritakan kisah tadi kepadanya, lalu Rasulullah SAW bertanya, "Keadaan bagaimanakah yang hebat bagi mayat?" "Tunjukkan wahai Rasulullah." Ujarku. 

         Rasulullah SAW berkata, "Engkaulah katakan." Aisyah r.a menjawab : "Tidak ada keadaan lebih hebat bagi mayat ketika keluarnya mayat dari rumahnya di mana anak-anaknya sama-sama bersedih hati di belakangnya. Mereka sama-sama berkata, "Aduhai ayah, aduhai ibu!” Ayahnya pula mengatakan: "Aduhai anak!" 

              Rasulullah SAW bertanya lagi: "Itu juga termasuk hebat. Maka, manakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Aisyah r.a menjawab : "Tidak ada hal yang lebih hebat daripada mayat ketika ia diletakkan ke dalam liang lahat dan ditimbuni tanah ke atasnya. Kaum kerabat semuanya kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan para kekasihnya semuanya kembali, mereka menyerahkan kepada Allah berserta dengan segala amal perbuatannya." Rasulullah SAW bertanya lagi, "Adakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah, "Hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih tahu." 

             Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat ialah ketika orang yang memandikan masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin di masa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari badannya. Bagi para pemimpin dan fuqaha, sama melepaskan serban dari kepalanya untuk dimandikan. 

              Di kala itu rohnya memanggil, ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluk mendengar kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka berkata roh, "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu karena Allah, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan sebab di saat ini aku berehat dari kesakitan sakaratul maut." Dan apabila air disiram maka akan berkata mayat, "Wahai orang yang memandikan roh Allah, janganlah engkau menyiram air dalam keadaan yang panas dan janganlah pula dalam keadaan sejuk kerana tubuhku terbakar dari sebab lepasnya roh." Dan jika mereka memandikan, maka berkatalah roh "Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat, sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh." 

         Apabila telah selesai dari dimandikan dan diletakkan pada kafan serta tempat kedua telapaknya sudah diikat, maka mayat memanggil, "Wahai orang yang memandikanku, janganlah engkau kuat-kuatkan dalam mengafani kepalaku sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan kaum keluargaku sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan kami tidak akan berjumpa lagi sampai hari kiamat." 

           Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, maka mayat akan menyeru, "Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, janganlah menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak akan lagi kembali untuk selama-lamanya." Apabila mayat diletakkan ke dalam keranda, maka berkata lagi mayat, "Demi Allah, wahai jemaahku, janganlah kamu percepatkan aku sehingga aku mendengar suara ahliku, anak-anakku dan kaum keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah hari perpisahanku dengan mereka sampai hari kiamat."