Rabu, 28 Maret 2012

Alenadia "part 2"

"Aku masih tak mengerti dengan semua ini, aku ingin kembali bisa merangkul dan memeluk mereka semua. Apa yang membuatku menjadi begini? Kenapa aku harus kehilangan mereka semua? Dan kini aku terdampar di dunia yang tidak nyata bagiku. Aku tak bisa kembali ke dalam ragaku.....", Ale mengeluh dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, ia ingin bisa terbebas dari keadaan yang membelenggunya saat ini. Ia ada antara hidup dan mati, ia benar-benar merasa sangat marah dan kesal. 

Melihat Ibunya yang terus memangku jasadnya, rasanya Ale ingin memeluk dan mengecup keningnya. Ia sangat merindukan saat-saat terindah bersama Ibunya. "Bu, ayo kita bawa Ale pulang," ajak kak Yuna pada Ibu. Tak ada kata lain yang terucap dari mulutnya, Ibu hanya memanggil putrinya. "Ale.... Anak Ibu... Bangun sayang..."

Ilyas yang sudah berulang kali menelepon pihak berwajib tersulut emosi ketika polisi belum juga datang ke TKP, "Pak, saya sudah telepon bapak satu jam yang lalu. Kenapa belum ada petugas yang datang kemari, Pak?", "Iya dik, mohon maaf, jalanan sangat penuh sesak, kami sudah berusaha untuk tiba di lokasi secepat mungkin. Saat ini kami sedang berjalan kaki menuju TKP." jawab petugas. "Saya minta secepatnya, tim medis 10 menit lagi akan tiba disini!", balas Ilyas yang langsung mematikan telepon genggamnya. 

"Yas, kok bisa kaya gini? Aku kaget banget waktu Risya bilang kalo Ale hilang." tanya Savita, sahabat Ale.
"Coba kamu tanya Jerry, dia bisa kasih penjelasan." Ilyaspun meninggalkan kerumunan teman-teman dan kembali ke sisi Ibunda Ale. Jerry hanya memberikan anggukan kecil dan memberikan tanda nanti saja ceritanya. Teman-teman yang lain hanya bisa memberikan doa untuk Ale. Mereka semua terkejut dan masih tak percaya. Ale adalah sosok orang yang sangat jahil, dia bisa membuat orang-orang disekitarnya tertawa tanpa henti karena tingkahnya yang kocak dan konyol. Kata-kata terakhir Ale pada teman-temannya saat berkumpul kemarin sore hanyalah "Kalian akan merindukan aku, aku akan merindukan kalian, dimanapun kalian berada, kalian adalah semangatku." Risya terus menangis dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, ia masih belum bisa berkata-kata. Kemarin, Risya adalah orang yang berada disisi Ale sampai Ale dinyatakan hilang. Risya merasa bersalah karena tidak bisa menemani Ale sesuai dengan permintaanya. Ale berpesan untuk ditemani Risya sampai Ilyas datang untuk menjemputnya, namun karena Risya mendadak sakit perut, ia harus meninggalkan Risya untuk waktu yang tidak lama. Dan saat ini, Ale yang meninggalkan Risya untuk selama-lamanya. "Aku cuma ke toilet sebentar, perut aku sakit banget, dan Ale bilang mau tunggu aku di depan pintu toilet. Tapi pas aku keluar dari toilet, Ale udah ga ada." ujar Risya dengan menangis tersedu-sedu, kata-kata yang diucapkannya nyaris tak terdengar jelas. Savita, Jerry, Rudi, Lani, Mega dan Hafid berusaha menenangkan Risya dan memberikan penjelasan bahwa Risya tidak bersalah. Namun, Risya masih menganggap ini semua adalah salahnya. Dia tidak bisa menemani Ale. Risya terpukul dan sangat tertekan. 


Tim medispun datang dan segera membawa Ale ke rumah sakit. Tangis Ibunda Ale semakin menjadi saat dirinya dipisahkan dengan Ale. Suasana benar-benar sangat mengharukan.


Semua orang disekitar TKP mulai diamankan, karena polisi sudah datang dan meminta saksi untuk memberikan penjelasan. Risyalah yang menjadi saksi pertama untuk kasus ini. Tentu saja Jerry kekasihnya, menemani Risya untuk memberikan keterangan. 


Keluarga Ale dan Ilyas turut bergegas ke rumah sakit dan dua orang polisi mengawal perjalanan ke rumah sakit. 


Sementara teman-teman yang lain tetap berada di TKP sesuai dengan permintaan polisi. Tampak beberapa awak media yang mulai memadati tempat ini, mereka mengambil gambar disekitar TKP dan meminta keterangan dari polisi, satpam dan Jerry cs. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar