Malam sudah larut, namun jalanan sangat ramai dan penuh sesak. Seusai pesta kembang api yang menyambut pergantian tahun, aku masih nampak kebingungan. Tahun 2012 baru saja dimulai, tak lupa kupanjatkan segenap do'a kepada Sang Maha Kuasa agar kehidupanku di tahun ini bisa lebih baik.
Kulihat semua orang pergi bersama keluarga, teman maupun kerabatnya. Tapi, tidak denganku. Aku hanya seorang diri menantikan kehadiran pria yang sangat spesial untukku, namun dia tidak datang, hingga aku harus melewati malam pergantian tahun seorang diri, disini, tanpa ada keluarga, teman, kerabat ataupun kekasih. Aku menyusuri jalan dengan penuh kekecewaan. Marah, sedih, kesal semua menjadi satu.
Kulihat layar handphone-ku, berharap ada kata maaf yang bisa membuatku merasa sedikit lebih baik. Namun keadaan sangat tidak mendukung, handphone-ku mati. Tapi aku heran, mengapa layarnya retak dan casing-nya pun penuh dengan goresan. Seingatku handphone ini tidak terjatuh. Kepalaku terasa berat dan rasanya badan ini remuk, berjalanpun seolah tak sanggup. Aku merasa ada sesuatu yang aneh terjadi padaku. Kupikir ini hanya perasaanku saja yang terbawa emosi. Akupun tidak menghiraukannya, "Aku harus segera pulang, keluargaku pasti sudah menunggu." pikirku.
Aku bergegas menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motorku. Saat di basement A2 Aku melihat seorang gadis kecil yang sedari tadi menatapku. Aku tersenyum padanya, namun tak ku sangka, gadis kecil itu menangis. Ia memeluk erat ibunya dan menangis dengan histeris. "Kenapa dia?" tanyaku dalam hati.
"Mamaaaa, ta...kut.." gadis itu bersembunyi di balik ibunya dan membelakangiku.
Ibunya nampak heran, "Cici kenapa? Cici takut apa sayang?"
Akupun mengahampiri mereka, namun ketika gadis kecil itu melihat ke arahku, tangisnya semakin menjadi. Ibunya benar-benar terlihat bingung karena putrinya nampak begitu ketakutan.
Seorang satpam menghampiri mereka, "Anaknya kenapa menangis, bu?"
"Saya juga tidak tahu, pak. Tapi setiap kali dia melihat ke arah sana dia terlihat begitu ketakutan."
"Ke arah sini?" tanya satpam itu menunjuk ke tempat aku berdiri.
Ibu itu pun mengangguk dan menggendong anaknya dengan erat.
Saat aku berniat untuk mendekati mereka. Tiba-tiba aku melihat Syarif, kakak iparku. Dia terlihat terburu-buru dan berlari ke tempat parkiran motor. Tak lama kemudian teman-temanku menyusul dibelakang kak Syarif. Mereka berlari dan menangis. Aku tidak mengerti, pesta tahun baru macam apa ini? Kenapa mereka menangis? Aku segera berlari menyusul mereka, berharap tahu apa yang sedang terjadi.
Kebingunganku semakin memuncak ketika aku melihat ayah, ibu, kakak, dan bahkan kekasihku Ilyas juga ada disana. Mereka menangis dan aku berusaha memanggil mereka dari kejauhan, tapi mereka tidak mendengarku. Mereka mengabaikanku. Akupun mendekati ibu yang terlihat sedang memangku seseorang. "Ya Tuhan, apa yang terjadi?". Kulihat tubuhku berlumuran darah, wajahku nyaris hancur dan rusak parah. Aku mencoba menepuk bahu ibu, namun jari ini tidak bisa menyentuhnya. Aku memanggil mereka semua, tapi tak ada yang bisa mendengarku. "Mimpi apa ini Tuhan? Ini sangat mengerikan! Aku ingin segera terbangun dari mimpi buruk ini!", ucapku dengan suara lantang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar