Rabu, 23 Januari 2013

ES KRIM DAN KAMU ^_^ # 1

Matahari masih bersinar dengan teriknya. Aku terdiam dan hanya bisa merasakan hembusan angin. "Thira mau makan sekarang nak?" tanya mama padaku. "Thira kalau mau makan atau butuh apa-apa, panggil mama saja ya. Thira gak usah khawatir nanti mama pasti turuti apa yang Thira mau." Aku masih terdiam dan tak mengiyakan penawaran dari mama. "Thira?" Aku masih tidak bisa berkata-kata. Kudengar langkah kaki mama menjauh dariku, sepertinya ia kembali ke dalam rumah. Air mata ini mengalir dengan sendirinya, aku sungguh merasa tak berguna, sangat tidak berguna. Batinku berontak dengan keadaan yang terjadi padaku saat ini. Kecantikan parasku seolah memudar dengan hilangnya indera penglihatan yang sebelumnya aku miliki. Ya, saat ini aku tidak bisa melihat. Aku si gadis cantik yang dikenal banyak orang, aku si gadis cantik yang banyak disukai lelaki, aku si gadis cantik yang memiliki kesempurnaan fisik dan akulah si gadis cantik yang malang dan menyedihkan, Thirafi Alika Fadillah.

Semua ini berawal ketika aku akan menemani kekasihku, Rifky untuk latihan di arena balapan. Ya, Rifky adalah seorang pembalap. Saat itu kami sudah menjalin hubungan selama empat bulan, dan jujur aku sangat menyayanginya. Dia laki-laki yang baik, sopan, bertanggung jawab dan pastinya dia tampan. Aku sempat melihat profilnya di salah satu majalah remaja saat aku kelas 11 SMA. Dia sangat mempesona, aku bahkan tak pernah menyangka bahwa saat ini akulah kekasihnya. Ini semua seperti mimpi, awalnya kami bertemu di suatu lokasi pemotretan di kawasan Lembang, Jawa Barat. Aku mengenalnya tapi dia tidak mengenalku, singkat cerita aku dengan mengumpulkan segala keberanianku mencoba untuk meminta tanda tangannya di buku kecil yang sudah aku sediakan. Dia sangat ramah dan sangat baik, aku benar-benar jatuh cinta padanya. Hingga akhirnya kami melakukan pendekatan dan kamipun meresmikan hubungan kami. Tapi kisah kami tidak berjalan mulus, kami harus berpacaran jarak jauh. Rifky di Jakarta sedangkan aku di Bandung. Namun, aku percaya penuh pada Rifky begitupun sebaliknya. Kisah kami sempat menjadi trending topic di twitter bahkan followers kami sama-sama mendukung hubungan kami. Hal terindah dalam hidupku adalah aku pernah memilikinya. Ya, aku pernah memilikinya walau hanya sebentar, sebelum akhirnya dia pergi dan meninggalkan aku selamanya. Selamanya..

Jakarta, 15 Juli 2012 adalah musibah bagiku, aku tak menyangka bahwa hari itu adalah hari terakhir kebersamaan kami sesaat setelah kami merayakan hari jadi kami yang keempat bulan. Hari itu, aku menemui Rifky di arena balap, kami memang sengaja untuk bertemu disana. Dia meminta maaf karena tak bisa menjemputku. Aku sangat mengerti, dia sedang berlatih untuk salah satu perlombaan yang akan ia ikuti beberapa hari mendatang. Aku memberinya semangat di kejauhan, aku berteriak dan terus memberikan dukungan padanya. Kemudian setelah istirahat, dia memintaku untuk menemaninya, "Sayang, mau coba jadi pembalap?" Aku takut karena aku memang belum pernah mencobanya, "Tapi aku takut sayang." Dia menggenggam erat tanganku, "Percayalah, aku akan membuatmu aman, temani aku untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Aku janji, hanya kali ini saja kamu menemaniku." Akupun menyanggupi permintaannya. Sungguh itu adalah hal yang sangat mendebarkan dalam hidupku. Firasatku sungguh tidak enak, aku ingin melarangnya tapi aku tak bisa, tidak bisa....

"Selamat bulan keempat Thirafiku sayang. Terima kasih sudah menjadi belahan jiwaku, terima kasih sudah menjadi penyemangat untukku, terima kasih untuk semua perhatian dan kasih sayangmu padaku, terima kasih telah kau jadikan aku lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Thira, I LOVE YOU SO MUCH." kata-kata itu Rifky ucapkan saat di dalam mobil, ia memasangkan sabuk pengamanku dan ia memastikan aku sudah aman. Ia mengecup keningku dan ia memakaikan aku sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati. Saat itu senyumnya sangat indah, aku merasakan kedamaian saat ada di dekatnya. Aku benar-benar merasa ia sangat sempurna. "Terima kasih juga sudah memberikan aku cinta, maaf jika aku belum bisa memberikan yang terbaik untukmu. Aku akan berusaha menjadi yang terbaik yang bisa membahagiakanmu." ujarku dengan haru. "Apapun yang terjadi, berusahalah, aku tau kamu pasti bisa. Thira, aku bahagia. Aku bahagia bersamamu." Rifky mulai berkonsentrasi dengan mobilnya. Aku berdoa dan memejamkan mata, aku sempat melihat wajahnya tampak bersinar, ia lebih tampan dari biasanya. "Rifky, aku menyayangimu." Perlahan mobil mulai hidup, detak jantungku mulai cepat dan semakin cepat. Diputaran pertama Rifky masih bisa mengendalikan mobil dengan sangat baik, tak lama kemudian "Thira, pegang yang erat, tutup matamu. Maafkan aku, aku minta maaf, Thira aku sayang kamu. Thira maafkan aku." Belum sempat aku membalas pernyataannya, kecelakaan itu terjadi. Aku tidak mengerti kenapa itu terjadi, mobil Rifky kehilangan kendali hingga akhirnya menabrak pembatas dan akhirnya terjungkal hingga terbakar. Aku berteriak dan aku tak sadarkan diri.

Setelah kecelakaan itu terjadi, aku mengalami koma selama 2 hari dan keadaanku sedikit lebih baik dibandingkan Rifky. Nyawa Rifky tidak terselamatkan saat di perjalanan menuju rumah sakit. Itu semua adalah awal dari penderitaanku. Awal yang buruk untukku, sungguh ini adalah musibah paling berat bagiku. Aku kehilangan penglihatanku, wajahku nyaris rusak dan berbekas luka bakar. Belum lagi proses pemulihan yang cukup lama untukku. Hingga akhirnya keluargaku melarikan aku ke Singapore untuk menjalani proses pengobatan lanjutan. Wajah dan tubuhku mulai membaik dan keadaanku mulai stabil. Namun, mata ini tak lagi bisa seperti dulu, aku tak bisa melihat apapun. Hanya ada bayang gelap, tak ada warna indah yang bisa aku lihat. Oh Tuhan, inikah awal dari masa depanku?



-aulianuranisa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar